Kamis, 14 Juni 2012

Daftar Riwayat Hidup

Nama                             :  Kamal Hidayat
Umur                              :  16 tahun
Tempat,Tanggal,lahir       :  Jakarta, 01 oktober 1995
Tinggi, berat badan         :  168 cm, 55 kg
Status                             :  Belum Kawin
Alamat                           :  JL. Raya Pulogebang RT 011/04 13950
Nomor HP                     :  089652506333
E-mail                            :  kamalhidayatsmk4@yahoo.com


Pendidikan

Formal

2001           :  Tk Ra Insanul Kamil, Jakarta timur
2002-2008 :   SD 01 pagi , Jakarta Timur
2008-2011 :  SMP 172 Jakarta

Kemampuan

Kemampuan Internet
Kemampuan MS Word, Excel.
Kemampuan Tehnik Mengelas
Kemampuan  Tehnik Olahraga


Pengalaman

PSG di Hotel Shangri-la, Jakarta pusat
Sebagai Engineering.

Isi Singkat Pekerjaan :

Maintenance terhadap kerusakan di bidang Engineering
Memperbaiki atau Mengganti barang Hotel yang sudah tidak layak pakai.

Rabu, 13 Juni 2012

FABRIKASI LOGAM Fabrikasi sebagai istilah industri mengacu pada struktur bangunan logam dengan pemotongan, pembengkokan, dan perakitan. -Bagian pemotongan fabrikasi adalah melalui menggergaji, geser, atau memahat(semua dengan manual dan varian bertenaga); -pembakaran dengan obor genggam (seperti obor oxy-bahan bakar atau obor plasma),dan melalui pemotong CNC (menggunakan laser, obor, atau air jet). -Pembengkokan dengan memalu (manual atau mesin) atau melalui rem tekan dan perkakas semacam itu. -Perakitan (bergabung dari potongan-potongan) adalah melalui pengelasan, mengikatdengan perekat, memaku keeling (rivet), pengencang berulir, atau bahkan namunlebih lentur dalam bentuk lapisan berkerut.Struktur baja dan logam lembaran merupakan bahan awal yang biasa untuk fabrikasi, bersama dengan fluks, kawat las, dan pengencang yang akan bergabung dengan potonganyang dipotong. Seperti dengan proses manufaktur lain, baik tenaga kerja manusia danotomatisasi yang umum digunakan. -Produk yang dihasilkan dari (proses) fabrikasi dapatdisebut fabrikasi. -Produk akhir dari tipe umum lainnya dari pengerjaan logam, seperti mesin,logam cap, penempaan, dan pengecoran, mungkin mirip dalam bentuk dan fungsi, tetapi proses-proses tersebut tidak diklasifikasikan sebagai fabrikasi

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN
1  Mengetahui konsep dasar pengelasan logam 
   a.  Menjelaskan pengertian sambungan las 
   b.  Menjelaskan Mekanisme penyatuhan bahan dan energi las 
   c.  Menjelaskan Klasifikasi proses las 
   d.  Menjelaskan  klasifikasi proses brazing & soldering 
   e.  Menjelaskan klasifikasi proses pemotongan logam 
   f.  Menjelaskan Faktor yang berpengaruh terhadap sambungan las 
   g.  Menjelaskan standar kualitas sambungan las 
2  Mengetahui prinsip kerja mesin las beserta peralatannya
   a.  Menjelaskan Prinsip kerja berbagai mesin las beserta peralatannya
   b.  Menjelaskan Berbagai bahan tambah las
   c.  Menjelaskan Berbagai bahan pelindung deposit logam las
3  Mengetahui variable pengelasan
   a.  Menjelaskan root, filler, dan cover pass
   b.  Menjelaskan jenis dan besar arus yang digunakan dalam pengelasan
   c.  Menjelaskan laju gas pelindung deposit logam lasan
   d.  Menjelaskan travel angle, work angle, bevel angle, root gab, dan root face
   e.  Menghitung Karbon equivalent
4  Mengetahui prosedur pengelasan logam
   a.  Menjelaskan berbagai teknik weaving dan penerapannya dalam pengelasan
   b.  Menjelaskan proses pre-heating & dan Post-heating
   c.  Menjelaskan teknik pengelasan dengan berbagai posisi
   d.  Menjelaskan teknik mengatasi upsetting



BERBAGAI MACAM PROSES LAS
Peralatan las terdiri dari dua kelompok, yaitu mesin las dan peralata
bantu pengelasan. Mesin las merupakan alat utama yang digunakan untuk
menyambung logam dengan las. Mesin ini  berfungsi sebagai penyambung
bahan yan dilas, sedangkan alat bantu digunakan untuk pendukung proses
pengelasan.
Proses pengelasan logam secara makro diklasifikasikan menjadi dua
kelompok, yaitu:
(1) Liquid state welding (LSW), dan (2) Solid state welding
(SSW).  LSW adalah proses pengelasan logam yang dilakukan dalam keadaan
cair, sedangkan SSW merupakan proses las di mana pada saat  pengelasan,
logam dalam keadaan padat. Pengelasan logam secara LSW maupun SSW
mempunyai beberapa teknik/metode. Berbagai jenis las berdasarkan metode
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
A. Las Kondisi Cair (Liquid State Welding) 
Proses pengelasan yang dilakukan dalam kondisi cair (liquid state
welding) terdiri dari tiga kategori, yaitu: 1)  electric arc welding, 2)  resistance
welding, dan 3) thermal arc welding. Ketiga kategori tersebut didasarkan pada
energi panas yang digunakan untuk mencairkan logam yang akan dilas.
Persyaratan yang harus diperhatikan dalam pengelasan ini adalah bahan yang
dilas harus sama.
1. Las Busur Listrik (Electric Arc Welding) 
Pada  electric arc welding, energi panas ditimbulkan oleh loncatan
electron dari elektroda las ke benda kerja. Besar kecilnya energi dipengaruhi
oleh arus & tegangan listrik, serta jarak (gap) antara elektroda dengan benda
kerja. Banyak pengelasan  logam yang dilakukan dengan metode ini, namun
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu: (1) flash butt,
(2) consumable electrode, dan (3) non consumable electrode.
a. Las Flash Butt (Flash Butt Welding) 
Flash butt merupakan metode pengelasan yang dilakukan dengan
menggabungkan antara loncatan electron dengan tekanan, di mana benda kerja
yang dilas dipanasi dengan energi loncatan electron kemudian ditekan dengan
alat sehingga bahan yang dilas menyatu dengan baik. Pengelasan dengan
teknik ini banyak diterapkan pada penyambungan baut pada konstruksi plat.
Salah satu jenis las Flash butt adalah Projection welding.
4 Gambar 26. Peralatan Projection Welding
Las Proyeksi (Projection welding). Projection welding (Las proyeksi)
dilakukan dengan menghubungkan dua benda kerja yang akan disambung pada
dua elektroda dan menggerakkannya secara perlahan. Ketika kedua benda kerja
tersebut hampir bersentuhan, terjadilah loncatan arus listrik yang mengakibatkan
pemanasan pada bagian yang dilas. Setelah itu kedua benda kerja tersebut
ditekan, maka terbentuklah sambungan las.
                     

b. Las Elektroda Terumpan (Consumable Electrode)
Consumable electrode (elektroda terumpan) adalah pengelasan dimana
elektroda las juga berfungsi sebagai bahan tambah. Elektroda yang digunakan
terdiri dari tiga jenis, yaitu: elektroda batangan, elektroda gulungan tanpa inti,
dan elektroda gulungan  dengan inti fluks di tengahnya. Elektroda batangan
digunakan pada las listrik (Shielded metal arc welding / SMAW). Elektroda
gulungan tanpa inti digunakan pada las Metal inert gas (MIG) dan Metal active
5 gas (MAG). Elektroda gulungan dengan inti fluks diginakan pada las Flux core
arc welding (FCAW) dan Submerged arc welding (SAW).
Las MIG. Las MIG termasuk jenis las elektroda terumpan yang banyak
digunakan di industri otomotif. Hal ini dikarenakan las MIG memiliki kelebihan
yaitu dapat dengan mudah digunakan untuk mengelas logam yang tipis dan juga
karena menggunakan elektroda gulungan  maka las MIG dapat digunakan
pengelasan otomatis dengan pemrograman komputer. Prinsip kerja las MIG
adalah ketika saklar welding gun di on-kan, arus listrik mengalir pada elektroda
dan elektroda berjalan sesuai dengan kecepatan yang diatur sebelumnya.
Sesaat sebelum ujung elektroda menyentuh benda kerja terjadilah loncatan
listrik yang melelehkan benda kerja dan elektroda tersebut. Bersamaan dengan
kejadian ini gas pelindung  mengalir di atas permukaan deposit lasan dan
melindungi deposit tersebut dari pengaruh udara luar. Lihat Gambar 28.
Gambar 28. Prinsip Kerja Las MIG
Las listrik (Shielded metal arc welding/SMAW).  Las listrik disamping
dinamakan SMAW juga disebut Manual metal arc (MMA). Penyebutan ini
dikarenakan las listrik sangat sulit  diotomatiskan. Namun walaupun demikian
penggunaannya di industri sangat luas. Kelebihan dari las listrik adalah
konstruksi sederhana dan bahan fluk  yang padat sangat efektif dalam
melindungi deposit lasan  dari pengaruh udara luar sehingga las listrik dapat
digunakan di segala medan. Penggunaan las listrik  dimulai dari mengalirkan
arus listrik dalam rangkaian listrik dan menyentuhkan elektroda pada benda
6 kerja. Sesaat setelah elektroda bersentuhan dengan benda kerja, terjadilah
loncatan listrik yang panasnya dapat  mencairkan kedua bahan tersebut dan
terbentuk sambungan las.

   

Las Busur terpendam (Submerged arc welding/SAW).  Las Busur
terpendam banyak digunakan untuk penyambungan tabung-tabung gas, pipa
besar, dan penyambungan benda-benda yang sama serta banyak. Pengelasan
dilakukan secara otomatis dan fluksnya berupa butiran. Satu unit mesin las SAW
terdiri dari sebuah travo, kontrol, elektroda gulungan, nosel, dan perlengkapan
7 untuk menaburkan fluks. Pengelasan dimulai dengan mengalirkan arus listrik
pada rangkaian listrik SAW. Elektroda berjalan dan menyentuh benda kerja.
Loncatan busur listrik dari elektroda ke benda kerja mencairkan keduanya. Pada
saat bersamaan butiran fluks ditaburkan agar deposit  lasan yang terbentuk
terlindung dari udara luar.

c. Las Elektroda Tak Terumpan (Non Consumable Electrode)
Non consumable electrode adalah pengelasan dengan menggunakan
elektroda, di mana elektroda tersebut  tidak berfungsi sebagai bahan tambah.
Elektroda hanya berfungsi sebagai pembangkit nyalah listrik, sedangkan bahan
tambah digunakan  filler metal. Jenis las yang menggunakan prinsip ini adalah
Las TIG (Tungsten inert gas welding) dan Las Plasma (Plasma arc welding /
PAW). Di sini gas lemas / inert pada las TIG berfungsi sebagai gas pelindung
8 deposit lasan, sedangkan  plasma disamping berfungsi sebagai pelindung juga
sebagai peningkat panas dari busur listrik.
Las  Tungsten inert gas (TIG).  Salah satu jenis  non consumable
electrode yang paling banyak digunakan adalah las TIG atau lebih dikenal
dengan sebutan las Argon. Argon termasuk gas lemas (inert gas) yang berfungsi
sebagai pelindung deposit lasan dari pengaruh udara luar. Gas Argon harganya
cukup mahal dan sangat berpengaruh terhadap beaya pengoperasian las TIG.
Berkaitan dengan hal tersebut, biasanya las jenis ini digunakan untuk mengelas
stainless steel dan logam-logam nonfero  seperti Alumunium, Titanium, dll.
Bagian utama las TIG adalah sebuah Inverter, satu unit peralatan kontrol,
welding gun, satu tabung  gas pelindung beserta regulatornya. Pengoperasian
las TIG dimulai dengan mengalirkan arus listrik ke dalam rangkaian listrik, pada
saat ujung elektroda didekatkan pada benda  kerja akan terjadi loncatan arus
listrik bersamaan denga keluarnya  gas pelindung yang panasnya dapat
mencairkan bahan tambah (filler metal) dengan benda kerja dan terjadilah
pengelasan. Lihat Gambar 34.

Las Plasma.  Penyambungan logam dengan las  Plasma, prosedurnya
sama dengan las TIG. Penempatan elektroda  di dalam nosel tersendiri dapat
memisahkan busur api dengan gas pelindung. Elektroda las plasma terbuat dari
tungsten dengan elemen tambahan thorium sebanyak 2% dan nosel dibuat dan
bahan tembaga. Ada tiga model pengoperasian las Plasma berkaitan dengan
9 ukuran nosel dan laju gas plasma, yaitu: 1) Plasma mikro (Microplasma) dengan
arus listrik antara 0,1 sampai 15 A; 2) Arus menengah (Medium current) yang
arusnya antara 15 hingga 200 A; dan 3)  Keyhole plasma digunakan untuk
pengelasan di atas arus 200 A. Dalam kondisi normal, las Plasma menggunakan
arus searah (DC) yang mempunyai karakter arus menurun (drop voltage).
Penyalaan busur listrik pada saat awal pengelasan lebih sulit jika dibandingkan
dengan las yang menggunakan karakter arus konstan (constan voltage).
                  

Minggu, 10 Juni 2012

Tehnik Fabrikasi Logam

Tehnik / jurusan ini menjelaskan tentang cara cara pengelasan bahan dasar logam.Jurusan Tehnik Fabrikasi Logam ini adalah jurusan yang baru dikeluarkan oleh lembaga SMKN 4 jakarta. Di  SMKN 4 Jakarta memiliki jurusan jurusan baru, seperti tehnik Fabrikasi Logam, Tehnik Mekatronika, Tehnik Komputer dan jaringan, dan Tehnik Ototronik.Berikut adalah Visi dan Misi dalam Tehnik Fabrikasi Logam :

Jurusan ini memiliki visi dan misi yang sangat bagus dalam membentuk keterampilan handal dalam bidang pengelasan.

Visi :  - Menjadikan siswa terampil dalam bidang pengelasan dan memahami keutamaan keselamatan dalam bekerja

Misi :  -  Selalu menggunakan cara cara yang didasarkan pada tehnik.

           -  Menjadi pekerja yang memiliki tehnik profesional .


Basic of Welding

 Pendahuluan

     Dasar Pengetahuan Las

   

Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Dalam proses penyambungan ini adakalanya disertai dengan tekanan dan material tambahan (filler material)